Lapangan kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk ditambahkan kedalam prestasinya. Masing-masing pekerjaan ini memudahkannya untuk mengembangkan beberapa sisi dari pembawaan dan karakternya. Tentu saja seseorang akan memiliki kualitas yang menjadi titik awal dari karirnya, tetapi sepanjang tekun menekuni karir tersebut dia mendapat tambahan kualitas yang spesial untuk profesi itu.
Mengingat di dunia nyata untuk memperoleh kehormatan, seseorang harus bekerja, maka dia harus melakukan salah satu aktivitas atau lainnya. Aktivitas tertentu yang dia pilih sebagai karir hidupnya akan membentuk tindakan dan cara hidupnya akan membentuk tindakan dan cara hidupnya di masa depan. Pekerjaan yang dia pilih akan membantunya menjadi seorang spesialis di cabang aktivitas yang dia hayati. Sebaliknya, seseorang tidak mungkin menjalani semua posisi dalam waktu yang bersamaan. Dia bisa saja menjadi seseorang yang menguasai semua keahlian, namun jika ingin menjadi ahli di bidang suatu pekerjaan maka harus menentukan spesialisasinya yang artinya harus menekuni aktivitas di cabang tertentu.
Begitulah kualitas-kualitas pekerjaan membentuk seseorang menjadi satu bagian terbaik dari seorang manusia dan mempengaruhi ucapan serta perbuatannya dalam kehidupan pribadi ataupun sosial. Namun demikian, masih ada kualitas dasar seperti, kecerdasan, humor, pandai berbicara, dan sebagainya.
Tanpa pekerjaan, hidup seseorang akan sia-sia. Semakin baik pekerjaan yang dilakukan, maka pengalaman pun akan terus bertambah sehingga akan membawanya pada jalur pekerjaan yang mereka tekuni. Siapapun bisa memilih bidang pekerjaan yang dia minati seperti hukum, pengobatan, tekhnik, mengajar, menjual, dan sebagainya.
Oleh karena itu perlu diingat bahwa seseorang harus dengan segala cara berusaha menjadi seorang ahli profesi, karena itu merupakan persyaratan utama untuk meraih kesuksesan, namun seiring ini dia tidak boleh melupakan perangkat dasar karateristik manusia yang termasuk dalam kata-kata ‘kemanusiaan’.
Seseorang seharusnya tidak cukup puas dengan memiliki kecakapan atau keahlian profesional, melainkan harus mengimbanginya dengan kualitas-kualitas penting dari pembawaan manusia yang disukai dan dihargai setiap orang. Perlu ditambahkan bahwa sebaliknya kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh prestasi profesinya.
Seseorang hanya bisa berharap mencapai kesempurnaan atau paling tidak bertahan pada jalur yang tepat menuju kesempurnaan, hanya jika efisiensi. Dan keahlian profesinya telah berbaur dengan kualitas dasar yang baik dari sifat alami manusia seperti, cinta, simpati, pengertian, kebaikan, dan sebagainya.
Namun, bagi sebagian orang untuk memiliki pekerjaan di tersebut diatas, tidaklah mudah karena terbatas oleh beberapa hal. Diantaranya, latar belakang sosial yang kurang beruntung, pengaruh lingkungan, pola pikir sebagian orang yang belum bisa mengikuti perkembangan jaman. Bisa diambil contoh dari narasumber yang kami wawancarai, yang mempunyai profesi sebagai “Tukang Sapu Taman Monas”.
II.2 Monas dan Lingkungan
Monas atau Monumen National merupakan icon kota Jakarta yang terletak dipusat kota Jakarta yang menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Setiap harinya monas selalu ramai di kunjungi wisatawan lokal maupun turis. Untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas kira-kira 18 hektar.
Pengunjung yang datang ke Monas tidak hanya untuk berwisata. Juga untuk berolah raga, tempat bertemunya komunitas-komunitas tertentu contohnya fotografi, fixie, dan sebagai tempat survei mahasiswa dalam mengerjakan tugas makalah dan sebagainya.
Untuk berkunjung ke Monas, ada banyak transportasi yang bisa kita gunakan. Di dekat Monas terdapat stasiun Gambir, juga terdapat alat transportasi Transjakarta. Bagi pengguna kendaraan pribadi, Monas menyediakan fasilitas lahan parker yang luas.
Monas yang dahulu bernama Lapangan Gambir, sampai saat ini masih terkelola dengan baik. Dengan perubahan-perubahan di beberapa sector, dan penambahan lokasi. Monas di bagi menjadi beberapa sector.
Monas memiliki tinggi 132m dan berbentuk Lingga Yoni, semua lapisan ini di lapisi oleh marmer. Di bagian lidah api, terbuat dari perunggu yang tingginya 17m dan dengan diameter 6m dan memiliki berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45kg. lidah api dibagi menjadi 77 bagian. Di bawah monas terdapat ruangan luas, dan terdapat benda-benda bersejarah milik bangsa Indonesia. Jadi, selain berekreasi kita juga mendapat pengetahuan tentang sejarah Indonesia.
A. Sistem Kerja Pekerja Kebersihan Monas
Wilayah Monas terbagi atas empat bagian atau wilayah. Menurut Bapak Hasan yang merupakan mandor yang bertanggung jawab mengawasi kebersihan wilayah Barat monas ini. Setiap wilayah dipegang oleh PT yang berbeda. Tentu saja setelah tender yang mereka ajukan diterima. Barulah mereka berhak membawahi proyek kebersihan di monas sesuai bagian atau wilayahnya masing-masing.
Namun, masa tender itu hanya berlaku selama satu tahun saja. Setelah itu bagi perusahaan yang ingin mengambil proyek itu lagi, harus mengajukan diri dengan mengikuti prosedur dari awal lagi. Bisa saja perusahaan itu diterima kembali atau digantikan perusahaan lain yang telah memenangkan tender tersebut.
Dan bagi para petugas kebersihan disana. Harus pandai-pandai memanfaatkan kesempatan ketika ada pemenang tender baru, tentu saja akan ada pemimpin baru. Oleh karena itu mereka akan melamar pekerjaan pada si pemenang tender yang baru. Meski begitu biasanya orang yang bekerja atau dipekerjakan tidak jauh dari para pekerja yang memang sudah lama bekerja disana.
Menurut informasi dari Bapak Hasan, sampah di wilayah monas dibagi atau dibedakan atas dua jenis. Yaitu sampah dedaunan dan sampah putih. Yang terdiri dari sampah plastik, botol bekas dan segala jenis sampah yang non-organik dari pengunjung yang datang.
Biasanya jenis sampah putihlah yang menjadi priorotas utama untuk dibersihkan. Karena kalau dibiarkan terlalu banyak akan merusak pemandangan hijau di monas. Apalagi ketka ada event atau acara-acara yang sering digelar dimonas. Para pengunjung sering membuang jenis sampah putih ini sembarang tempat. Meskipun sudah disediakan banyak tempat sampah di sekitar monas.
Walaupun demikian sampah putih yang berserakan hasil dari pengunjung yang membuang sampah sembarangan walaupun sudah ada tempat sampah dan peringatan-peringatan “DILARANG BUANG SAMPAH SEMPARANGAN”, ini menjadi tugas dan tanggung jawab para pekerja kebersihan disana, tanpa hitungan uang lembur atau bonus.
Sistem penggajian pekerja kebersihan adalah harian, tanpa ikatan kontrak dan syarat yang rumit, makabanyak orang bisa bekerja sebagai pekrja kebersihan. Setiap pekerja memperoleh bayaran sebesar Rp. 32.500,-/hari dengan jam kerja pukul 07.00-14.00. setelah pukul 14.00 maka hitungan pembayaran lembur, dengan bayaran Rp. 5.000,-/jam. Ada perbedaan pengajian bagi pekerja yang telah bekerja lebih dari 6 bulan, yaitu sebesar Rp.40.000,-/hari.
II.3 Biografi Narasumber
A. Latar Belakang Narasumber
Monas memiliki taman yang sangat luas. Hingga membutuhkan banyak orang untuk mengurus dan menjaga kebersihan sekitar monas. Mulai dari tamanbunga, kolam dan taman sekitar monas.
Salah satunya, Ibu Yayu seorang yang bekerja sebagai tukang sapu disana. Ibu Yayu dan teman-teman lainnya yang bertugas menyapu di taman atau lingkungan sekitar Monas. Meski begitu Ibu Yayu hanya bertugas di bagian barat monas saja.
Ibu Yayu tinggal di Jakarta sudah selama hampir 25 tahun. Setelah pindah mengikuti suaminya dari Semarang, kota kelahirannya. Merantau di Ibu kota. Ibu Yayu yang sudah menginjak usia 44 tahun ini tinggal dengan suami dan memiliki 3 orang anak. Satu anaknya sudah menikah dan pergi mengikuti suaminya. Anak tertuanya dan anaknya yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP kini masih tinggal bersama Ibu Yayu dan Suaminya. Mereka tinggal di rumah peninggalan mertuannya di daerah Kota.
Sebelum pindah ke Jakarta Ibu Yayu pernah bekerja di sebuah pabrik sebagai buruh. Namun karena pabrik tempat Ibu Yayu bekerja mengalami kesulitan dan akhirnya bangkrut. Sehingga seluruh karyawannya terpaksa di PHK. Termasuk Ibu Yayu dan Suaminya. Hingga mereka memutuskan pindah dan merantau di Jakarta.
Saat itu mereka membuka usaha dirumahnya. Menjual kebutuhan rumah tangga. Pekerjaan ini dilakukannya cukup lama. Tapi akhirnya usaha itu bangkrut. Ketika itu suaminya tidak lagi bekerja. Menurut Ibu Yayu suaminya mengalami lemah jantung yang membuatnya tidak bisa bekerja berat.
Akhirnya, Ibu Yayu memutuskan untuk berjualan kerupuk. Kerupuk buatan Ibu Yayu sendiri itu dipasarkan oleh suaminya dengan menitipkannya di warung-warung sekitar. Namun itu pun tidak mengalami kemajuan hingga akhirnya usaha itu ditutup.
Ketika itu Ibu Yayu mendapat ajakan seorang temannya untuk bekerja bersama di Monas. Sebagai tukang sapu disana. Dengan bermodalkan Ijazah SD Ibu Yayu melamar pekerjaan di sana. Bersama anak tertuanya yang sudah mengatongi Ijazah SMP.
Setelah lamarannya diterima Ibu Yayu dan anaknya bertugas menjaga kebersihan di bagian barat monas. Setelah mendapat seragam yang harus selalu dikenakan ketika bekerja, setiap hari Ibu Yayu dan anaknya menjalankan tugasnya.
Setiap pagi mulai pukul 6 pagi hingga pukul 2 siang Ibu Yayu bekerja dan mendapat upah Rp. 32.500,- per harinya. Tentu saja untuk makan dan ongkos menjadi tanggungan pribadinya.
Kecuali bila ada lembur. Ibu Yayu bisa mendapat tambahan uang Rp. 5.000,- dimulai dari pukul 2 siang hingga pukul 5 sore.
Atau ketika ada event atau acara yang sering diadakan di monas. Menurut Ibu Yayu biasanya dia bisa mendapat tambahan yang lumayan. Namun Ibu Yayu tidak menyebutkan berapa yang didapatnya.
Dengan pendapatannya itu Ibu Yayu berusaha mencari tambahan. Dengan berjualan di sekitar tempatnya bekerja. Yaitu berjualan kopi dan sejenisnya. Juga bakwan dan nasi bungkus yang dibawa dari temannya.
Setiap sabtu sore hingga minggu pagi Ibu Yayu membuka dagangannya. Yang berarti setiap hari sabtu malam Ibu Yayu menginap di wilayah monas. Penghasilan dari hasil dagangannya lumayan untuk tambahan.
Menurut Ibu Yayu, penghasilan bersih 50 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah dapat dikantonginya ketika penjualanya sedang ramai.
B. Kepribadian Narasumber
i. Tanggung Jawab
Jika seseorang telah menumbuhkan semua kualitas baik, yang dibutuhkan untuk membentuk kepribadian yang berintegritas, maka dia pasti telah memiliki stamina untuk menunaikan tanggung jawabnya. Menunaikan tanggung jawab merupakan tata laku dinua dan ujian kedewasaan. Hanya mereka yang belum matang yang akan mengelak dari tanggung jawab. Sebaliknya, siapapun tak akan lari dari tanggung jawabnya jika dia cukup jantan untuk menghadapinya. Tanggung jawab membawa ketenangan dan daya tarik. Seorang yang dipercaya untuk memegang tanggung jawab sesuatu pekerjaan akan lebih siap meraih kematangan jiwa dan kedewasaan dari pada yang tidak diberi kepercayaan. Seseorang yang bertanggung jawab berangsur-angsur menumbuhkan dalam dirinya suatu kepribadian tertentu.
Tanggung jawab terbagi dalam dua bagian utama. Pertama adalah kebiasaan atau latihan yang dilakukan sejak nuda yang memiliki tujuan dan pandangan yang tinggi. Tidak ada tanggung jawab yang pasif. Ketika seseorang tidak mengelak dari tanggung jawabnya, danjustru menunaikannya dengan segenap kemampuan yang dia miliki, maka dia akan menjadi obyek dari kepercayaan dan penghargaan juga orang-orang akan tergerak untuk menerima integritasnya. Dengan demikian tanggung jawab merupakan beban kesengsaraan yang membawa kebaikan, dan seperti kebanyakan kesengsaraan, tanggung jawa ini akan membuat seseorang memiliki kepriabdian yang bagus.
Dalam hal ini Narasumber memiliki tanggung jawab yang sangat baik, walaupun gaji yang ia dapat perhari, ibu Yayu tetap menjalani tugasnya setiap hari karena merasa tanggung jawab atas pekerjaan dan terhadap atasan ibu Yayu pun merasa bertanggung jawab unrtuk memenuhi kebutah keluarganya. Walaupun lelah, sakit iya tetap menjalankan tugasnya. Selain itu ibu Yayu tidak pernah memcuri-curi waktu kerjanya, ia bekerja sesuai jam kerja yang ditentukan, walaupun banyak rekan kerjanya yang suka mencuri-curi waktu tapi hal itu tidak dicontoh ibu Yayu, menurut ibu Yayu, ia layak mnerima haknya apa bila ia menjalankan kewajibannya dengan baik.
ii. Pekerja Keras
Seseorang yang tidak aktif dan tidak memiliki pekerjaan yang sesuai akan sulit memperoleh kesempatan untuk memaksimalkan kemungkinan pengembangan karakter. Ketika mencapai tahap tertentu, yaitu ketika dia gagal mempertahankan ketergantungannya terhadap diri sendiri, maka tidak perlu ditanyakan lagi mengenai integritasnya. Seseorang harus bekerja keras untuk kemakmuran dan mencemerlangkan kehidupannya. Banyak kasus kegagalan yang timbul dari kemalasan atau kurangnya tindakan berenergi pada momen-momen kritis dalam berbagai tahap pencapaian tujuan dari kehidupan manusia.
Kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri yang dia miliki akamn mendorongnya untuk maju tanpa bantuan orang lain, dan semangat kemandirian dalam dirinya akan mencegahnya dari melakukan perbuatan buruk atau merugikan orang lain. Begitulah, kerja keras membuat seseorang memiliki wibawa dan harga diri.serta menjunjung tinggi hidup yang dilandasi kerja yang jujur dibanding orang lain yang mungkin memperoleh sesuatu melalui cara yang tidak sah. Maka itu, kerja keras dan harapan yang diikuti dengan semua tindakan baik pekerjaan yang mendukung maupun pikiran yang baik dan sehat.
Dalam hal ini Ibu Yayu memiliki pribadi yang kerja keras tidak kenal lelah, ia bekerja dari pagi sampai siang. Ibu yayumemulai aktifitasnya pukul 04.00, setelah membereskan pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai istri, ibu Yayu berangkat bekerja pukul 06.00 samapi pukul 14.00, namun apa bila ada pekerjaan lembur dengan senang hati iya menjalankan lemburnya walaupun pembayaran lemburan hanya Rp. 5.00,-/jam, tapi hal itu tidak mengecilkan semngat ibu Yayu dalam bekerja. Sepulangnya bekerja ibu Yayu membantu sang suami menyiapkan dagangan kerupuk yang dibuat oleh suami ibu Yayu sendiri untuk dititipkan diwarung-warung sekitar rumahnya.
Bagi ibu Yayu, waktu yang iya miliki ia habiskan untuk bekerja dan menghasilkan uang utuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan biaya sekolah sang putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar